Saturday, April 24, 2010

Appreciation

Apresiasi. Ya, itu yang aku pernah harapkan dari setiap hal. Including on my on-site fill in resume. Tapi untuk kebalikannya pun aku ga kaget untuk menghadapinya, mulai terbiasa, get used to it.
Aku bisa mencari bentuk apresiasi dari banyak hal; ga dapet dalam bentuk a, maka aku bisa mencari dalam bentuk b. That's not a big matter.
Mungkin mulanya mengagetkan, I didn't get any credit for the things done that should be, but in any other side, I got a little attention that makes me relieved. That's what I mean.
Just as simple as "wah pulang malem lagi, lam. Nanti ya lam, kapan-kapan bisa pulang cepet...", "tadi malem kenapa lam, kok bisa gitu (keadaannya)??" that came out from a friend that sympathize me even not from the ones who never recognize what I'm dealing about. Buat mereka, ga ada harganya, dan ga akan ada harganya. Tapi perhatian yang diberikan temanku itu, sesimple apapun, itu melegakan... Terima kasih, terima kasih sekali! dan semacam energizer yang bertahan lebih lama melebihi materi ataupun hal lainnya. Keesokannya, dan keesokannya, aku ga mempermasalahkan semua itu. Itu contoh. Bisa terjadi dalam kondisi lainnya..

Belajar. Dari tahun ke tahun, aku ngerti bahwa apresiasi bukan sesuatu yang harus dituntut atau diminta, tapi cuma digunakan sebagai motivator. Aku ingin begini, maka aku harus begitu. Ketika aku menjalankan begitu, jika begini tidak terjadi, maka itu semua bukan masalah lagi. Karena begitu itu telah aku jalankan. Ga cuma dalam keluarga, relationship, tapi juga dalam pendidikan, pekerjaan, atau hal lain yang aku lakukan.
Misalnya, aku ingin dapat A, maka aku harus belajar. Ketika aku menjalankan belajar, jika aku ga dapat A, maka itu semua bukan masalah lagi. Karena aku telah belajar. apresiasi bisa kucari dari hal lain, untuk contoh ini, aku jadi tahu dari yang tadinya tidak tahu, hakikat dari belajar. Atau dalam relasi, aku ingin diperhatikan, maka aku harus memberi perhatian. Ketika aku memberi perhatian, jika aku pun tidak diperhatikan, maka itu semua bukan masalah lagi. Karena aku sudah memberi perhatian. Apresiasi lainnya, aku menjadi mengenal dari yang tadinya aku tidak mengenal. We can find other kind of appretiation. Kalau ga ketemu juga, kucari jalan lain.

Thanks for a person that wakes me up. Thanks God to let us meet again in other condition. Thanks to make me understand for decades. Well that's one sort of ikhlas for me. Seperti halnya tangan yang memberi, kita ga bisa menuntut agar apa yang kita berikan menjadi suatu hal atau orang yang kita berikan berterima kasih atas pemberian kita. Semakin kita menuntut untuk itu, semakin menyusahkan hati dan diri sendiri. Just give the bestest, then that's enough for me.