Tuesday, May 20, 2008

Commemorate 100 Years has Indonesia Standed

-English version-

Standing, by Mr. Dedy Mizwar

Standing is hard
Hard to see people feels hard (sad)
Glad to see people feels glad

Standing is fear
Fear for corrupting
Fear for taking what is not his right

Standing is stealing
Stealing the world's attention with achivement

Standing is mad
Mad if nation is insulted

Standing is a shame
Shame to be parasite
Shame to always ask a hand

Standing is none
None of the 'give up' statement
None of the 'desperate' word

Standing is me
For my Indonesia
For stand of my nation
Because Indonesia... Can do that!

-Bahasa version-

Bangkit, oleh Dedy Mizwar
(pron. Bunk-kid, all-ache Daddy Miss-war)

Bangkit itu susah
(pron. Bunk-kid it-to sue's-a)
Susah melihat orang lain susah
(pron. Sue's-a male-ei-hat or-unc lye-in sue's-a)
Senang melihat orang lain senang
(pron. Scene-unc male-ei-hat or-unc lye-in scene-unc)

Bangkit itu takut
(pron. Bunk-kid it-to tough-could)
Takut korupsi
(pron. Tough-could core-roop-see)
Takut memakan apa yang bukan haknya
(pron. Tough-could mem-maag-can up-pa young boo-can hug-n-ya)

Bangkit itu mencuri
(pron. Bunk-kid it-to man-chu-ree)
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi
(pron. Man-chu-ree per-hat-ian do-n-ya the-ing-ant press-t'us-see)

Bangkit itu marah
(pron. Bunk-kid it-to ma-ra)
Marah bila martabat bangsa dilecehkan
(pron. Ma-ra bill-la mart-up-bhat bunk-sa deal-let-che-can)

Bangkit itu malu
(pron. Bunk-kid it-to ma-loo)
Malu jadi benalu
(pron. Ma-loo jut-dee bend-na-loo)
Malu karena minta melulu
(pron. Ma-loo car-rent-na mint-a male-loo-loo)

Bangkit itu tidak ada
(pron. Bunk-kid it-to tea-duck ad-a)
Tidak ada kata menyerah
(pron. Tea-duck ad-a cut-a mae-enya-ra)
Tidak ada kata putus asa
(pron. Tea-duck ad-a cut-a put-toast ask-s-a)

Bangkit itu aku
(pron. Bunk-kid it-to ack-qu)
Untuk Indonesiaku
(pron. On-took in-doe-nest-see-ack-qu)
Untuk kebangkitan bangsaku
(pron. On-took cab-bunk-kitten bunk-suck-qu)

Karena Indonesia... Bisa!!!
(pron. Car-rent-na in-doe-nest-see-a... Be's-a!!!)


Nice try to pronounce..and feel the meaning
For commemorate 100 years Indonesia has been standing..

Matur Nuhun...

Yah sebelum waktu merenggut raga, aku mau berterima kasih... Ke tempat yang ga aku kenal, sendirian, dan di tempat itu ga ada kendaraan umum (wadoh, dahsyat!), untungnya bertemu mereka ini...
1. Ibu beranak 2 lulusan ITS, yang duduk di sebelahku di kereta, yang juga ga bisa berhenti cerita apa... ajah, dan ga pernah bisa tidur di kereta... Ia nganter aku ke tempat nunggu angkot, menerjang supir-supir taxi, ojek, dan becak yang super agresif mencari customer
2. Desi yang pol-polan kasi info angkot-angkot, ngenalin aku sedikit tentang UNAIR, ajak aku nginep di kosnya (sampe ia telat ngajar lho..), traktir putu, martabak, sate kelapa, kasih unjuk aku lokasi yang aku cari... Utang dulu yah des
3. Angga, temen Nova yang S2 di ITS dengan 1 tahun pertama gratis berkat prestasi cumlaudenya, mau lho repot-repot nunggu aku pagi sebelum dia kuliah, untuk drop aku di lokasi... Inget Angga, dosen boleh telat, tapi mahasiswa... boleh telat juga becanda... dua-duanya ga boleh
4. Mas Arif, yang keliatan banget kewalahan untuk proses rekrutmen.. Makasih banyak buat bantuan-bantuannya, Mas! Yang aku sempet notice dari orang yang satu ini yaitu kalimat yang sering banget terucap sama Mas Arif ini adalah; "ga karu-karuan!"
5. Dani, I think you're a great and intellegent person, nice to meet oya, btw, ga niat rekaman ama Kang Deddy Dh*k*n, Dian Pram*n* P*tr*, dan Dhani D*w* lagi?! Jadi mo denger situ maen mosek
6. Pak Kholil, Bu Mahendra, Bu Wiwi
7. Irma, yang merelakan kamar kostnya aku rajai sampai senin, makasi buat segalanya, katringnya, kamarnya, buku-bukunya, tv tunnernya.. Anaknya malah ke Jakarta
8. Hanim, buat antar jemput aku yang lumayan intensip karena takut aku nyasar dan kelaparan, nyaman deh ngobrol ama kamu ditraktir tahu tek, enak bangettt... Ampun deh, yah 11-12 sama ketoprak betawi, tapi cara masaknya kaya pu yung hai. Paling layak coba deh, kalo ke sana.. btw, kamu ga ngerasa cape karena aku berat (banget! Belum lagi bawa tas ransel penuh!) yah?
9. Yuk Sam, bae banget deh selama aku di kost Irma... Makasi yah, Yuk... Btw, suara Yuk itu bagus lho.. kayak penyanyi
10. Pak Arif, yang rada keras, tegas banget, dan ngena banget kalo ngomong, tapi belajar banget dari tiap kalimatnya. Emang yah, orang-orang hebat keliatan dari cara pikir dan bicaranya, kaya Pak Hasan di kantor
11. Nila, temen sebelah Irma, anak arsi dari Samarinda yang ramah... Makasi dah bantu dalam urusan perut, makan maksudnya eh, kamu tuh cantik banget lho...
12. Ukhti yang aku ga tau namanya, anak T-Industri ITS, yang bantu aku waktu kesasar lumayan jauh saat mau balik kost dari FTIf.. Aku jadi sedikit tau jalan tikus

Tuk Hanim, moga ketemu nanti di tempat dingin itu yah