Saturday, November 11, 2006

Anak Terkaya

Satu piring nasi, satu potong kecil ayam, dan telur-telur puyuh yang direbus lalu digoreng, ditambah sop ayam. Setelah itu ada sedikit pisang goreng yang manissnyaa.. bukan main. Ga kurang dari itu, ada beberapa potong nanas yang manis. Habis makan sore itu, aku cuci piring, mandi, lalu menjemur handuk. Apa yang berisik sekali dari atap? ternyata loteng bocor. Haha.. ga peduli lah. Langsung deh duduk di kasur lantai dan nonton TV. Dalam hati.. kenapa harus dijadikan keluhan.. loteng bocor, dapur kecil, atau rumah yang hanya punya satu kursi? Toh semua yang telah kusebut sebelumnya membuat aku merasa menjadi anak terkaya. Kenapa harus dijadikan keluhan.. semua orang pergi dengan berjalannya waktu dan semua kebenaran yang mau ga mau harus diterima sebelum aku siap menerimanya? Toh semua yang dilakukan wanita ini telah membuat aku merasa menjadi anak terkaya.
Maka satu hal yang jadi permohonan, kalau beberapa bulan itu telah Kau perpanjang sampai hari ini, maka hamba mohon perpanjang lagi... setidaknya sampai aku bisa membuatnya merasa sebagai ibu terkaya. Karena hanya dia keluargaku, satu-satunya yang tidak mungkin menghargai ikatan darah dengan materi, satu-satunya yang perlu kujaga dan kubahagiakan. Karena itu, semua ini kulakukan ☺

No comments: