Seperti tahun lalu, gw mencatat nomor plat mobil yang ada di film Vier Minuten.. kali ini nonton La tête de maman (In Mom's Head) di Festival Sinema Perancis ke-14. Mobil ni dipakai bukan mengantar Jenny pulang dari penjara seperti di film Vier Minuten, tapi dipakai Lulu untuk menemukan pria yang dulu dicintai ibunya..
Dan bener ternyata, bahwa ibunya jadi bahagia kembali sejak ketemu dengan si Jacquese Charlot ini..
Tapi... ada satu yang aneh. Bener ternyata yang orang bilang, "kalo jatuh cinta, t** kucing serasa coklat" soalnya di film ini, Jacquese dan Juliette ini kalo pacaran, kalau engga di kebun binatang, di kandang binatang, sambil membahas apa coba? kotoran si binatang.. sampe dicek kepadatannya.. dicium baunya.. Ampun deh.. Dan mereka menikmati pertemuan macem itu..??!! Dari yang gw liat, mungkin Jacquese menyukai dan tertarik hal-hal seperti itu karena dia kan vet. Tapi Juliette?! Sebesar itu yah perasaannya sampe-sampe gw bertanya sendiri, "dia sadar ga sih yang dipegang-pegangnya itu kotoran kuda?" Cara mereka memainkan kotoran itu tuh kaya ngeliat jenis bunga langka aja.. WoW.. how amazing this shit..! ya sudah lah, ga bae ngetawain cara orang pacaran kaya gitu, heheheh..
btw, nice movie juga.. ada makna-makna yang bisa ditangkep. cuma memang yah, hampir banyak film luar seperti di festival sinema, akhirannya ga jelas membuat si penonton bertanya-tanya.. kata guru SMA gw yang lulusan sastra sih, itu ciri-ciri film berkualitas karena si empunya film ingin agar si penonton masih akan bertanya-tanya tentang cerita film itu setelah menontonnya.. bukan melupakannya begitu saja seperti kalau kita nonton film action/drama umumnya..
see you on the next movie.. selanjutnya Un baiser, s’il vous plaît? and this is not a question (is this?!), this is the title
Sunday, April 19, 2009
8422YR69
Sunday, April 12, 2009
Festival Sinema Perancis ke-14
Yuhuu... Festival Sinema Perancis diadakan lagi nih.. bagi yang belum tahu.
Walaupun gw ga bisa bahasa Perancis, tapi nonton film-film ini banyak membuat gw belajar juga, karena budaya mereka itu kan bisa dibilang antik yah..
Yang namanya belajar itu kan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengenal menjadi kenal, jadi mempelajari budaya negara lain juga bisa dibilang belajar. gw juga bisa melihat gimana sih budaya mereka dalam mengatur plot film, alur cerita, dan semacam itu lah..
Lagipula, cuma setahun sekali kita bisa nonton film perancis, yah paling-paling di Europe on screen yang setahun sekali juga..
Nah, uda gitu, murah.. seperti nonton film di bioskop biasa. 15 rebong aja..
Subtitle nya.. kalo ga Bahasa, ya English.. sekalian belajar bahasa Inggris juga kan
Yang jadi catetan kecil setiap kali gw nonton film-film kaya gini, pastinya ga cuma orang Indo, tapi juga ada beberapa orang asing.. Nah, perlu jaga habit nih, jangan berisik. Kalo ketawa jangan keras-keras kaya temen gw tuh, waktu itu langsung di ssshhhh sama orang asing beberapa kali, abis ketawanya menggelegar
Untuk info jadwal, ada di http://www.sinema-perancis.com
Biasanya kita nanti dapet satu poster besar, bagus deh. menurut gw.. Yang 2008 si bagus.
Sampai jumpa di sana yah..
@temen-temen gw: yang mau bareng, japri yah. gw uda bikin tabular schedule-nya. hehehe
Saturday, April 04, 2009
Kepiting yang Pemarah
gw lupa cerita persisnya bagaimana... tapi cerita ini selalu gw ingat setiap kali gw merasa marah, kecewa, atau emosional, baik kepada orang atau keadaan. waktu itu gw baca suatu email di milis bercerita mengenai ini..
Tahu bagaimana nelayan memancing kepiting? mereka cukup menusuk-nusuk kepiting atau pun membuatnya marah. Ketika kepiting sudah cukup marah, kepiting akan memakai capit-capitnya berusaha melawan. Dan ternyata, nelayan justru lebih mudah mengikat capit si kepiting dan membuat tubuhnya terikat sepenuhnya seperti kepiting-kepiting yang kita lihat, yang sudah ada di dalam bak di penjualan hewan laut di restoran seafood.
Mungkin seperti halnya manusia. Ketika kita marah, kita sering kali tidak waspada sampai-sampai melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang kita sesali, yang mungkin mengakibatkan kejatuhan atau kegagalan.
Esensinya.. ada baiknya amarah bisa dikontrol sebaik mungkin. gw bukan orang yang sabar, tapi sedang terus belajar untuk mengendalikan amarah. Setidaknya, pasti ada jalan lain yang lebih baik daripada marah. Yah.. sampai sekarang, setiap kali merasa marah, gw selalu ingat untuk tidak seperti kepiting yang pemarah. kadang susah siy..
seingat gw pun, yang namanya sabar, bukan terbatas. salah jika kita bilang, "sabar ada batasnya" karena yang membuat batas itu kita sendiri. Setiap kali sabar rasanya sudah tidak bisa, maka sudah waktunya label sabar itu di-extend menjadi lebih panjang lagi..