gw lupa cerita persisnya bagaimana... tapi cerita ini selalu gw ingat setiap kali gw merasa marah, kecewa, atau emosional, baik kepada orang atau keadaan. waktu itu gw baca suatu email di milis bercerita mengenai ini..
Tahu bagaimana nelayan memancing kepiting? mereka cukup menusuk-nusuk kepiting atau pun membuatnya marah. Ketika kepiting sudah cukup marah, kepiting akan memakai capit-capitnya berusaha melawan. Dan ternyata, nelayan justru lebih mudah mengikat capit si kepiting dan membuat tubuhnya terikat sepenuhnya seperti kepiting-kepiting yang kita lihat, yang sudah ada di dalam bak di penjualan hewan laut di restoran seafood.
Mungkin seperti halnya manusia. Ketika kita marah, kita sering kali tidak waspada sampai-sampai melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang kita sesali, yang mungkin mengakibatkan kejatuhan atau kegagalan.
Esensinya.. ada baiknya amarah bisa dikontrol sebaik mungkin. gw bukan orang yang sabar, tapi sedang terus belajar untuk mengendalikan amarah. Setidaknya, pasti ada jalan lain yang lebih baik daripada marah. Yah.. sampai sekarang, setiap kali merasa marah, gw selalu ingat untuk tidak seperti kepiting yang pemarah. kadang susah siy..
seingat gw pun, yang namanya sabar, bukan terbatas. salah jika kita bilang, "sabar ada batasnya" karena yang membuat batas itu kita sendiri. Setiap kali sabar rasanya sudah tidak bisa, maka sudah waktunya label sabar itu di-extend menjadi lebih panjang lagi..
Saturday, April 04, 2009
Kepiting yang Pemarah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment