Tuesday, July 22, 2014

Gigi Termudaku

Sudah lama tidak posting, malah menulis tentang gigi (big grin)
Yup, akhirnya 2 minggu lalu aku memberanikan diri untuk melepas gigi bungsuku sebelah kanan. Sepasang..
Diawali dari hasil medcheck 2 tahun lalu, aku didiagnosa ada impaksi, gigi bungsuku tidak tumbuh baik dan bisa menyebabkan masalah. Entah ke syaraf atau gigi lainnya. Memang seringkali muncul nyeri, rahang bagian bawah sebelah kanan sedikit bengkak dan kadang kambuh nyeri, dan makanan suka nyelip di belakang. Kalau sudah nyelip, waduh... Bisa nyeri banget.. (crying) Jadi harus berhasil mengeluarkan yang terselip dengan sikat gigi. Plus, gusiku selalu berdarah. Dan sepertinya lokasinya di belakang.. Dan kata drg, sisi belakang sudah mulai hitam karena ga terjangkau untuk disikat..

Alhamdulillah dapat dokter gigi dekat kantor daerah SCBD yang bagus dan buat hati nyaman. Namanya drg. Nunik. Ibu berjilbab yang smart dan lihai mengobati gigiku. Tapi untuk gigi bungsuku, beliau minta aku untuk rontgen panoramik dulu. Jadi, baru tahun ini (2014, setelah medcheck 2 kali dan dentist nya selalu mendiagnosa impaksi) aku rontgen. Ternyata ada yang tumbuh tidur di sebelah kiri (surprise) padahal yang kanan yang lebih sering nyeri.. Well, aku perlu konsul dulu ke dokter gigi.

Setelah ketemu dr. Nunik, beliau menyarankan ke drg spesialis bedah mulut (SpBM). Setelah siap dioperasi, beliau akan panggil drg SpBM. Hmm.. kayanya aku takut deh kalau aku harus langsung dibedah tanpa tahu dokternya dulu.. (worried)
Setelah cari tahu di Google, ada juga drg SpBM yang bagus di Depok. Beberapa testimoni positif. Umm.. Beliau juga terlihat berpengalaman dan baik.. Beliau drg. SpBM Ika Ratna. Karena tempat prakteknya yang deket dengan rumah adalah Sentra Medika Cisalak, jadi aku ke sana. Beliau praktek di Sentra Medika Selasa dan Jumat jam 7 malam, dan di Graha Permata Ibu.

Awalnya konsultasi di minggu sebelum puasa. Dan sarannya seperti drg Nunik. Di-ca-but (sad) dan sarannya sebaiknya pasangan atas / bawah nya juga dicabut, karena alaminya gigi yang sendiri akan mencari gigi pasangannya, nanti bisa memanjang.. seremmm deh (worried) padahal giginya katanya bagus tertata.. Hanya saja yang belakang tertahan tulang, jadi akan terus memaksa tumbuh walaupun tertutup tulang. Ada juga satu gigi yang tumbuhnya tidur..

Di akhir konsultasi, beliau memberi resep antibiotik yang diminum sehari sebelum tindakan dan obat pereda nyeri Ibuprofen yang diminum nanti setelah tindakan. Aku juga diminta makan malam dulu sebelum tindakan. Kalau sudah siap, dipersilakan minum obatnya.

Malam itu aku beli obatnya sambil memantapkan hati. Suami sudah pernah dicabut gigi bungsunya. Jadi setelah mantap mau dicabut, dan mantap dengan drg SpBM ini, aku janjian untuk tindakan 1 minggu kemudian. Dan itu bulan puasa. Aku kuatir semakin parah, dan kata drg Ika juga ini seperti bom waktu, bisa mengganggu lebih parah lagi (nail biting) jadi tak apa deh di bulan puasa.

Pada hari H, aku minum obat antibiotik pagi hari. Malamnya, siap dicabut. "Kita mulai ya.. tenang aja kita santai. Kalau terasa sakit, bilang pakai tangan, nanti ditambah biusnya," demikian kata dokter.
Dimulai dengan suntik bius yang nyeri menusuk... (I don't want to see) tapi kawan, semakin ditolak, rasa suntiknya akan semakin sakit. Jadi usahakan relaks dan banyak doa. Alhamdulillah ga lama suntiknya. Aku menunggu beberapa menit untuk kebal. Lidah jadi kebas dan gusi mati rasa. Drg mulai mencoba menusuk gusi dengan benda tumpul sedikit untuk menguji kebal.

Setelah mulai tidak terasa, mulailah pencabutan gigi dengan berbagai alat yang kalau aku ga dibius, bisa teriak kali.. (happy) Berhubung mulutku ga bisa buka terlalu lebar, jadi dicabut dari arah samping. Itu aja bikin mulut pegel.. sisi mulut terasa perih karena gesekan alat-alat, walaupun sudah dikasih Vaselin*. Kadang terasa sakitnya, dan aku memberi tanda ke drg. Langsung disuntik lagi agar tidak terasa sakit.

Karena gigiku dicabut atas bawah, maka pencabutan berjalan cukup lama, sekitar 45-50 menit sampai beres. Drg kayanya berusaha sekali agar lubangnya ga terlalu lebar supaya jahitannya kecil, tapi nyabut nya jadi butuh effort banyak. Terima kasih, Bu.. (happy)

Setelah selesai, sepertinya aku menebus biaya dokter, biaya benang jahit sama tampon (kapas yang dibalut perban untuk digigit di luka).. dan beberapa catatan:
- Tidak boleh hisap. Berarti termasuk ga boleh pake sedotan.
- Tidak boleh makan panas. Takutnya darah yang sudah membeku dan menutup luka jadi terbuka lagi.
- Tidak boleh memainkan luka dengan lidah.
- Tampon diganti kalau sudah basah.
- Jangan sering kumur, kecuali kumur dengan obat kumur Minos*p. Itupun aku cuma seperti mendiamkan larutannya di mulut. Ga berani kumur (big grin)

Alhamdulillah sekarang sudah ga terasa apa-apa. Awalnya... pipi cuma bengkak sedikit sekali. Habis cabut ga terasa sakit, cuma mengganggu saja.. sampai sekitar 1 hari saja. Terasa ada yang janggal.. yang terasa malah sisi mulutku.. terasa kering/sariawan akibat gesekan alat cabut gigi. Sekitar 1 minggu kemudian diminta kontrol luka ke drg dan potong benang jahit.

Sekarang rasanya tak ada apa-apa.. menunggu waktu untuk siap mencabut gigi bungsu sisi kiri, yang tumbuhnya tidur (big grin)
Jadi... Jangan kuatir.. (cowboy)
Semoga tulisan ini bisa membantu..
(happy)

1 comment:

Unknown said...

Wah... mba berobat ke dokter Ika Ratna spbm juga ya...

Saya juga pernah, gak nyesel jauh jauh dari bekasi dan antri, tapi hasilnya memuaskan.

dokter bedah mulutnya baik dan ramah, cara menjelaskan kasusnya juga sangat jelas sampai kita mengerti. Cabut giginya pun gak sakit.

well buat yang mau oerasi gigi atau kasus bedah mulut yang lain, drg Ika Ratna spbm rekomanded banget...